Perilaku Menyontek dalam Teori Belajar.

"Perilaku Menyontek sudah tidak dapat dibendung lagi" Mungkin peribahasa tersebut yang cocok dengan kondisi pendidikan anak jaman sekarang. Pada artikel kali ini akan kita bahas mengenai Perilaku Menyontek berdasarkan teori perilaku dalam belajar.
Pendidikan yang semakin tinggi dengan kualitas untuk menciptakan dan mencerdaskan bangsa memiliki berbagai macam daya dan upaya dalam mewujudkan hal tersebut terhadap peserta didik. Harapan pengajar atau guru adalah
memudahkan para anak didiknya untuk dapat memahami pelajaran, akan tetapi tidak sedikit peserta didik yang mengeluh terhadap kurikulum pendidikan disekolah. Mereka kelelahan karena harus mengikuti perkembangan ilmu pendidikan disekolah sementara dalam mengetahui dan memehami pembelajaran tidak sesuai dengan kemampuan berpikir mereka. Sehingga hal ini dapat mengakibatkan para peserta didik atau siswa melakukan beberapa cara agar tetap menempuh pendidikan tanpa putus sekolah walaupun dengan cara yang curang.

Guru sebagai penggerak perubahan anak bangsa telah berupaya sebisa mungkin untuk mendidik para siswa agar berlaku jujur dalam menempuh pendidikan, agar tidak hanya secara intelektual yang mapan namun juga secara emosional harus baik. Pada tulisan ini saya akan mencoba berbagi tentang pemahaman saya mengenai perilaku menyontek yang saya dapatkan dibangku perkuliahan saya. Disini akan dijelaskan tentang pengertian perilaku menyontek, apa hubungan antara perilaku menyontek dengan teori belajar, dan cara menangani perilaku menyontek tersebut. Dalam artikel ini juga disertakan studi kasus.


Pengertian Perilaku Menyontek

Menurut Thonberg tahun 1982 dalam (Mujahidah 2009), “memahami menyontek sebagai pengambilan atau permintaan bantuan yang tidak legal dalam tes”. Sedangkan menurut Pincus dan Schmelkin tahun 2003 dalam (Mujahidah 2009) menyatakan bahwa “perilaku menyontek adalah suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seeorang mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara tidak sah seperti memalsukan informasi, terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik.” 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku menyontek adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan (dalam hal ini adalah nilai akademik) dengan cara-cara yang tidak jujur. 

Studi Kasus

1. Hasil Observasi
   - Subjek melihat kertas dibalik lembar jawaban
   - Subjek melihat jawaban teman subjek
   - Subjek menukar lembar jawaban dengan teman subjek
   - Subjek menyontek saat pengawas keluar ruangan

2. Hasil Wawancara
    Subjek adalah seorang mahasiswa
  - Menyontek karena melihat teman subjek
  - Teman subjek mendapat nilai bagus hasil dari menyontek, sehingga subjek mengikutinya
  - Tidak bisa mengerjakan sendiri sehingga bekerjasama dengan teman subjek
  - Subjek merasa nyaman saat bekerjasama sehingga perilaku meyontek diulangi

3. Hubungan Perilaku Menyontek dengan Teori Belajar

a. Teori Motivasi Mc. Cleland
Menurut Mc. Cleland seorang termotivasi karena adanya beberapa faktor, salahsatunya adalah Kebutuhan untuk berprestasi ( need for achivement ). Adanya keinginan untuk diakui kemampuannya, sebagai manifestasi dari kebutuhan untuk berprestasi, sehingga kebutuhan akan berprestasi dilakukan dengan cara yang salah yaitu menyontek.

b. Teori Imitasi B.F. Skinner
Menurut teori imitasi B.F. Skinner, seorang yang berperilaku adalah bentuk implikasi dari apa yang dilihat sebelumnya. Dalam kaitannya dengan kasus, ketika teman subjek meyontek dan mendapatkan hasil yang bagus dari menyontek maka subjekpun melakukan hal yang sama yaitu menyontek dan mendapatkan nilai bagus.

c. Teori Guthrie
Menurut teori Guthrie, seorang berperilaku karena adanya kebiasaan terhadap perilaku dan dilakukan secara berulang-ulang.
Kaitannya dalam studi kasus ini, pada saat ujian subjek merasa nyaman untuk bekerjasama dengan teman subjek sehingga perilaku menyontek cenderung diulangi.

4. Penanganan terhadap Perilaku Menyontek

a. Menggunakan tugas diskriminasi dari Ivan Pavlov, yaitu untuk mengurangi perilaku menyontek dengan cara melakukan ujian mendadak dengan pengawas yang ketat agar dapat diketahui mana pelajar/mahasiswa yang sering menyontek, diharapkan dengan penanganan ini dapat membuat pelajar/mahasiswa segan untuk menyontek.

b. Menggunakan prinsip reinforcement dari BF Skinner, melalui pemberian penguatan terhadap anak setelah melakukan ujian baik mendapat nilai baik atau kurang baik, dengan cara bertepuk tangan dan pengucapan terima kasih agar pelajar/mahasiswa merasa pekerjaan yang dilakukan dapat dihargai sehingga pelajar/mahasiswa ada usaha untuk lebih giat lagi untuk belajar.

c. Adanya penambahan kelas tambahan dan tugas tambahan agar pelajar/mahasiswa lebih memiliki wawasan/pengetahuan yang lebih agar dapat mencegah terjadinya perilaku menyontek.


Kesimpulan :
Perilaku menyontek adalah perilaku dalam dunia pendidikan yang menggunakan cara curang untuk mendapatkan nilai bagus. Sedangkan hubungan perilaku menyontek dengan teori belajar yaitu adanya kebutuhan untuk berprestasi walaupun dengan cara curang, ikut-ikutan karena melihat teman lain juga menyontek, dan adanya kebiasaan menyontek akan memacu siswa untuk terus melakukan kecurangan saat ujian. Adapun penanganan yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengurangi perilaku menyontek adalah dengan penjagaan ketat saat ujian berlangsung, memberikan penghargaan positif kepada siswa yang tidak menyontek agar menjadi contoh bagi siswa yang lain, dan terakhir perlu adanya tambahan kelas untuk membahas materi pelajaran agar dapat lebih memahamkan para siswa terhadap materi yang akan diujiankan sehngga akan meminimalisir adanya kecurangan yaitu perilaku menyontek


Referensi :

Mujahidah. "Perilaku Menyontek Laki-laki dan Perempuan: studi meta analisi." Jurnal Psikologi, 2009: 178.

Semoga bermanfaat....... ^_^
Jangan lupa komentarnya ya.

Comments