KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kami kesehatan, kesempatan
untuk dapat menikmati berbagai kenikmatan diantaranya kami dapat mengikuti
kuliah sampai hari ini.
Shalawat serta
salam kami curahkan kepada baginda besar kita Nabi Muhammad saw, keluarga dan
sahabat beliau dalam menebarkan ilmu-ilmu yang senantiasa mengingatkan kita
akan jalan yang lurus dan selalu dalam lindungan Allah swt.
Ucapan terima kasih
kami kepada Dosen pegampu dan Narasumber yang telah memberikan kami kesempatan
untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami.
Kritik dan saran
sangat kami perlukan untuk perbaikan dari makalah ini, bagi pembaca yang
berminat membacanya. Maaf bila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
terdapat kata yang salah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perilaku
abnormal sering dianggap hal wajar ketika seseorang berperilaku seolah-olah
berbeda dengan orang lain. Hal yang tidak wajar atau perilaku abnormal menjadi
suatu kewajaran karena perilaku tersebut sudah menjadi bagian dari gaya hidup,
sehingga ada kecenderungan seseorang menyimpang dari norma-norma sosial.
Berbicara mengenai perilaku abnormal tidak sedikit orang yang melakukan hal
tersebut, namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang universal. Adapun
sebagian kecil perilaku
abnormal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur.
gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur.
Contoh Kasus :
“Demi Lovato adalah seorang aktris dan penyanyi bernegara amerika. Demi
Lovato mulai berkarir di dunia hiburan sejak 2002. Demi Lovato, mengalami
depreasi akibat kondisi yang sekarang. Karena profesi yang dijalankannya
berhubungan dengan masa lalunya. Berawal dari ketika
beliau berada dikelas 7th Grade setara dengan SMP, teman-temannya
sering mengejeknya dengan sebutan “cewek gemuk”. Istilah tersebut memang hanya
kata sederhana tetapi sangat berpengaruh terhadap perilaku demi Lovato karena tertanam
dengan kuat dipikiran beliau. Sejak usia 12 tahun demi Lovato membeci dengan
bentuk tubuh yang dimilkinya. Sehingga menjadi seorang yang mengalami gangguan
makan yang berkembang menjadi bulimia. Hal ini dikuatkan karena demi Lovato
mempunyai keinginan untuk menjadi kurus. Dengan menjadi artis tidak membuat
hidup Demi menjadi lebih baik, bahkan sebaliknya.”
Kasus
diatas merupakan sebagian kasus yang ada dan menjadi alasan penting kami untuk
menyusun makalah ini, untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang efektif
untuk beberapa gangguan yang akan dibahas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur?
2. Bagaimana contoh kasus pada gangguan makan, obesitas dan ganguan tidur?
3. Apakah Penyebab dari gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur?
4. Bagaimana cara penanganan yang efektif untuk gangguan makan dan gangguan tidur?
C. Tujuan
1) Memberikan pemahaman mengenai gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur.
2) Mengetahui contoh kasus dari gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur.
3) Mengetahui penyebab dari gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur.
4) Mengetahui cara penanganan yang efektif untuk gangguan makan, dan gangguan tidur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi gangguan makan, obesitas dan gangguan tidur
1. Gangguan makan
Gangguan makan (
eating disorder ) memiliki karakteristik pola makan yang terganggu dan cara
yang maladaptif dalam mengontrol berat badan. Pola yang disfungsional ini terbagi dalam 2 tipe dari
gangguan makan, yaitu : anoreksia nervosa ( anorexia
nervosa ) dan bulimia nervosa.
a) Anoreksia berasal
dari bahasa Yunani “an-“ yang “tanpa” dan “Orexis”, artinya “hasrat untuk”.
Anoreksia memiliki arti “tidak memiliki hasrat untuk (makanan)”. Anoreksia
nervosa berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 dan 18
tahun, namun kemunculan pada usia yang lebih awal atau lebih tua juga terkadang
ditemukan. Anoreksia nervosa adalah suatu gangguan makan yang ditandai oleh
adanya usaha untuk mempertahankan berat badan di bawah standar normal.
b) Bulimia berasal
dari Bahasa yunani bous, yang artinya “sapi” atau “kerbau” dan limos, yang
artinya “rasa lapar”. Bulimia nervosa adalah suatu gangguan makan yang memiliki
karakteristik makan berlebihan yang berulang diikuti oleh pembangkitan
keinginan untuk memuntahkannya.
2. Obesitas
Obesitas adalah suatu kondisi dengan kelebihan lemak
pada tubuh disebabkan oleh makan yang secara berlebihan atau terus menerus. Obesitas
dikelompokkan sebagai gangguan medis kronis, bukan gangguan psikologis.
Obesitas juga merupakan faktor resiko terbesar untuk penyakit kronis yang
secara potensial membahayakan jiwa seperti sakit jantung, diabetes, dan
beberapa bentuk kanker.
3. Gangguan tidur
Tidur adalah fungsi biologis yang dalam berbagai hal
tetap misterius. Kita tahu bahwa tidur memiliki fungsi restoratif dan sebagian
besar kita membutuhkan setidaknya 7 jam atau lebih untuk tidur pada malam hari
agar kita dapat berfungsi dengan baik. Namun kita tidak dapat mengidentifikasi
perubahan biokimiawi spesifik yang terjadi selama tidur yang berkontribusi
dalam fungsi restorative tersebut. Kita juga mengetahui banyak yang terganggu
oleh masalah tidur, meskipun penyebab dari bebrapa masalah gangguan tidur belum
jelas. Masalah tidur yang menyebabkan stress pribadi yang signifikan atau
hendaya fungsi social, pekerjaan, atau peran lain diklasifikasikan dalam system
DSM sebagai gangguan tidur (sleep disorder).
Gangguan tidur ( sleep disorder ) adalah masalah yang
berhubungan dengan tidur yang berulang kali dan terus ada yang menyebabkan
distress atau daya untuk berfungsi dengan baik. Adapun jenis-jenis gangguan tidur seperti dissomnia,
insomnia, hypersomnia, narkolepsi, dsb.
B. Studi Kasus
1) Contoh Kasus Bulimia Nervosa
Demi Lovato adalah seorang aktris dan penyanyi bernegara
amerika. Demi Lovato mulai berkarir di dunia hiburan sejak 2002. Demi Lovato,
mengalami depreasi akibat kondisi yang sekarang. Karena profesi yang
dijalankannya berhubungan dengan masa lalunya. Berawal dari
ketika beliau berada dikelas 7th Grade setara dengan SMP,
teman-temannya sering mengejeknya dengan sebutan “cewek gemuk”. Istilah
tersebut memang hanya kata sederhana tetapi sangat berpengaruh terhadap
perilaku demi Lovato karena tertanam dengan kuat dipikiran beliau. Sejak usia
12 tahun demi Lovato membeci dengan bentuk tubuh yang dimilkinya. Sehingga
menjadi seorang yang mengalami gangguan makan yang berkembang menjadi bulimia.
Hal ini dikuatkan karena demi Lovato mempunyai keinginan untuk menjadi kurus.
Dengan menjadi artis tidak membuat hidup Demi menjadi lebih baik, bahkan
sebaliknya. Demi kehilangan kepercayaan diri dan malu akan tubuhnya yang
dianggapnya “gemuk” tersebut.
2) Contoh Kasus Anoreksia Nervosa
Lynne, 24 tahun, dikirm ke bangsal psikiatri sebuah
rumah sakit umum untuk mendapatkan penangan terhadap anoreksia nervosa.
Meskipun ia tidak merasa ada yang salah dengan dirinya, orang, orang tuanya
telah berkonsultasi dengan seorang psikiater, dan mereka bertiga memberinya
pilihan untuk dirawat di rumah sakit atas keinginan sendiri atau dirawat dengan
paksa.
Saat itu berat badan Lynne hanya sekitar 35kg dengan
tinggi sekitar 165cm. ia tidak mengalami menstruasi selama tiga tahun dan
memiliki berbagai masalah kesehatan atau hipotensi (tekanan darah rendah yang
tidak normal), denyut jantung yang tidak teratur dan sangat rendahnya kadar
potassium dan kalsium.
Lynne mengalami beberapa episode penurunan berat
badan yang dramatis, dimulai pada usia 18 tahun ketika ia mengalami perceraian
dalam perkawinannya yang pertama. Namun, tidak satu pun dari berbagai episode
sebelumnya yang separah episode saat ii, dan ia belum pernah dirawat
sebelumnya. Ia sangat takut menjadi gemuk dan meskipun ia tidak pernah
benar-benar mengalami kelebihan berat badan, ia merasa pantat dan perutnya
terlalu besar. (ia tetap merasa demikian meskipun berat badannya hanya 35kg).
selama periode penurunan berat badan ia sangat membatasi asupan makanan dan
minum obat pencahar secara berlebihan. Kadang-kadang ia mengalami episode makan
berlebihan, yang biasanya kemudian dengan sengaja dimuntahkan agar berat
badannya tidak akan bertambah sedikit pun.
3) Contoh Kasus Obesitas
Jon Brower Minnoch: 635 kg. Sejak kecil, Ayub Brower
sudah menderita obesitas. Di
usia 12 tahun beratnya telah mencapai 132 kg. Ia menikah dengan Jeannette,
seorang wanita berat badan normal dan memiliki dua anak. Minnoch
dirawat di rumah sakit selama 16 bulan dan kehilangan 419 kg. Namun ia kembali
gemuk dan meninggal pada tanggal 10 September 1983, pada usia 42 tahun.
4. Contoh Kasus Gangguan Tidur
Ny T mengalami kesulitan memulai tidur dan hanya
tidur kurang lebih tiga jam dalam satu malam tetapi setiap satu jam sekali
selalu terbangun. Kondisi ini mengakibatkan Ny T selalu merasa tubuhnya tidak
fresh dan berat badannya mengalami penurunan dari 52 kg menjadi 47 kg. Penyebab
Ny T mengalami insomnia adalah suami Ny T menuduh Ny T telah berselingkuh
karena hasutan tetangga yang tidak suka pada Ny T. Ny T berusaha menjelaskan
pada suaminya bahwa dirinya tidak berselingkuh, tetapi suami Ny T tetap tidak
percaya. Suami Ny T selalu marah-marah pada Ny T dan melarang Ny T untuk
berbincang- bincang dengan tetangga di luar rumah. Suami Ny T juga pelit dalam
memberikan uang belanja dan melarang Ny T untuk berdagang. Pada awalnya, Ny T
berusaha untuk tidak terlalu serius dalam memikirkan masalahnya dan menuruti
keinginan suaminya, namun suami Ny T tetap memperlakukan Ny T dengan buruk.
Suami Ny T selalu memarahi Ny T sehingga Ny T selalu memikirkannya dan merasa
tertekan. Ny T dan suaminya juga pisah ranjang. Ny T juga takut bercerita pada
suaminya bahwa dirinya mengalami kesulitan tidur setiap hari
C. Analisis Kasus
1. Penyebab dari kasus Gangguan makan
a) Bulimia Nervosa
Pada kasus
bulimia diatas yang menyebabkan Demi Lovato mengalami bulimia dikarenakan
adanya tututan social yang menjadikan dia untuk menguruskan badannya atau
dengan kata lain karena Demi bekerja sebagai seorang model sehingga dia harus
menjaga bentuk tubuhnya untuk tetap terlihat perfec. Semenjak Demi diolok-olok
karena badannya gemuk sewaktu SMP sehingga dia memiliki keinginan untuk
menguruskan badannya.
b) Anoreksia
Nervosa
Pada kasus
diatas yang menyebabkan Lynne mengalami Anoreksia Nervosa diakibatkan karena
faktor sosiokultural, dimana adanya tuntutan dari masyarakat untuk
berpenampilan yang menarik. Semenjak Lynne bercerai dengan suaminya, ia
kemudian ingin menurunkan berat badannya. Meskipun berat badanya sekitar 35kg,
Lynne masih berkeinginan untuk menurunkan berat badannya karena merasa bahwa
badannya masih gemuk.
2. Penyebab dari kasus Obesitas adalah :
Pada
kasus Obesitas diatas, pria tersebut merupakan kasus obesitas. Minnoch mengidap
obesitas karena genetik. Sejak kecil, Minnoch sudah mengalami obesitas
tersebut. Disamping itu, pola makan yang dilakukan Minnoch juga tidak baik.
3. Penyebab dari kasus Gangguan tidur adalah :
Pada kasus gangguan
tidur di atas jika kita cermati merupakan kasus insomnia. Karena pada kasus di
atas menunjukkan gejala-gejala insomnia, seperti kesulitan memulai tidur,
selalu terbangun setiap satu jam sekali, waktu tidur kurang lebih hanya tiga
jam dalam satu malam, selalu merasa tubuhnya tidak fresh, dan mengalami
kesulitan tidur lebih dari enam bulan. Jika kita analisis, penyebab insomnia
pada kasus di atas adalah karena mengalami KDRT dari suaminya yang
mengakibatkan si istri tertekan dan selalu memikirkan masalahnyasehingga
terjadilah insomnia. Dampak insomnia yang dialami si istri pada kasus di atas
adalah selalu merasa tubuh tidak fresh dan mengalami penurunan berat badan dari
52 kg menjadi 47 kg.
D. Metode pendekatan
Pendekatan yang digunakan untuk
kasus dalam makalah ini adalah pendekatan CBT untuk gangguan makan dan self
monitoring untuk gangguan tidur. CBT ( Cognitif Behavioral Therapist ) dimana
seseorang terlebih dahulu dirubah cara berpikirnya agar gangguan yang dialami
dapat ditangani dengan kemampuan diri.
Adapun alternif dalam pendekatan yang dilakukan pada
gangguan makan seperti :
a)
Penanganan
untuk gangguan makan menggunakan CBT ( Cognitive Behaviour Therapy )
CBT atau yang dikenal dengan Tepari kognitif
behavior adalah terapi yang berpusat pada perubahan pola piker kemudian dirubah
cara bertingka laku yang akan menjadi klien.Adapun prosedur dalam Terapi
Kognitif Behaviour terapi adalah 5 sesi untuk penanganannya. Menurut teori CBT Indonesia, memerlukan 5 Sesi pertemuan
yang secara sitematis dan terencana, meliputi:
Sesi 1 :
Assesment dan diagnosa awal
Sesi 2 :
Mencari emosi negatif, pikiran otomatis dan keyakinan utama yang berhubungan
dengan gangguan.
Sesi 3 :
Menyusun rencana intervensi dengan memberikan konsekwensi positif-konsekwensi
kepada klien dan significant person
Sesi 4 :
Formulasi status, fokus terapi, intervensi tingkah laku lanjutan
Sesi 5 :
Pencegahan Relapse
b)
Penangan
untuk obesitas menggunakan CBT dan Self monitoring.
1.
CBT ( Cognitif
Behavioral Treatment)
Dengan
menggunakan CBT ( Cognitif Behavioral Treatment) terapi ini dapat digunakan seperti halnya dalam mengatasi
bulimia nervosa. Terapi
kognitif-perilaku (CBT) merupakan terapi yang mendasarkan pada teori kognitif
perilaku yang menekankan pada kesaling terkaitan antara pikiran, perasaan dan perilaku,
Menurut teori ini psikopatologi terjadi bila terdapat ketidak sesuaian antara
tuntutan-tuntutan lingkungan dengan kapasitas adaptif individu. Teoari ini
sangat efektif karena penderita telah memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki
berat badan yang berlebih, pola makan yang tidak normal. Namun mereka tidak berdaya
untuk mengendalikan dorongan makan pada saat perut terasa lapar sehingga
diperlukan penyadaran pikiran dan perasaan agar subjek mampu mengenali dan
kemudian mengevaluasi atau rnengubah cara berfikir, keyakinan dan perasaannya
(mengenali diri sendiri dan lingkungan) yang salah, dapat mengubah perilaku
maladaptive dengan cara mempelajari ketrampilan pengendalian diri dan staregi
pemecahan masalah yang efektif (Okun, 1990). Misalnya subjek diminta untuk
melakukan latihan-latihan menantang pikiran yang negative seperti membandingkan
gambar-gambar wanita atau pria yang mempunyai tubuh gemuk dan yang mempunyai
tubuh ramping dengan tujuan mernbangkitkán persepsi yang berhubungan dengan
body image-nya.
2.
Self Monitoring
Self monitoring ini berhubungan dengan lingkungan di
sekitarnya dalam hal ini adalah keluarga dan terapis. Keluarga berhubungan
dengan pengaturan segala jenis makanan yang dikonsumsi, pengatur waktu makan
dan aktivitas diri. serta keluarga berperan dalam meningkatkan motivasi dan
rasa percaya diri. Sedangkan terapis berperan dalam mengontrol
kemajuan-kemajuan selama perlakuan diberikan dan target-target yang harus
dicapai oleh penderita.
c)
Penanganan
untuk Gangguan tidur menggunakan Self monitoring
Self monitoring biasanya digunakan
konseli untuk mengumpulkan base line data
dalam suatu proses treatment. Namun
yang lebih berperan dalam mengubah perilaku yang diinginkan adalah individu
yang mengalami gangguan tidur. Self monitoring akan dilaksanakan dengan membuat
daftar tabel yang akan dilakukan klien dan menempelnya disamping tempat tidur.
Adapun bentuk table yang akan dibuat klien adalah :
Tanggal dan
waktu
|
Frekuensi
perilaku sasaran
|
Peristiwa
|
Dialog
internal
|
Faktor
perilaku
|
Tingkat
dorongan
|
Kemampuan
mengatasi situasi
|
Catat
hari tanggal dan jam
|
Uraikan situasi setiap saat perilaku sasaran terjadi
|
Catat di luar diri yang menggerakkan untuk mewujudakan
perilaku sasaran
|
Catat pikiran atau perasaan apa yang muncul pada saat
dapat mewujudkan perilaku sasaran
|
Catat
bagaimana bentuk perilaku sasaran itu
|
Beri nilai tingkat motivasi perilaku sasaran
1
= rdh
2
= sdg
3
= tgg
4=sgt
tgg
|
Beri nilai dalam kemapuan mengendalikan situasi
1=
buruk
2=
ckp baik
3=
baik
4=
sgt baik
|
E. Jurnal Yang Digunakan
1) Cognitive
Behaviour Therapy for Eating Disorders . Peneliti Zafra Cooper University of
Oxford, UK dan Roz Shafran University of Reading, UK.
Jurnal ini untuk membantu penanganan gangguan makan.
2) Therapeutic
Options in the Management of Sleep Disorders inVisually Impaired Children: A
Systematic Review. Peneliti Sohil A. Khan dkk.
Jurnal ini untuk membantu penanganan gangguan tidur.
3) Invited
Commentary : Childhood and Adolescent Obesity : Psychological and Behavioral
Issues in Weight Loss Treatment
Jurnal
ini untuk membantu penangan obesitas
DAFTAR PUSTAKA
NEVID, S. J. (2003). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga
htttp://Heatlh.detik.com
(2011) Kasus-kasus Anoreksia.
http://Psikologiabnormal.wikispaces.com
(2011) Kasus Bulimia.
http://suryadun.blogspot.in/2014/02/makalah-keb-istirahat-dan-tidur-kasus.html?m=1
Damayanti, D. (2014, 01 03). Anoreksia Nervosa.
Retrieved from Kompasiana.com:
http://kesehatan/kompasiana.com/2014/01/03/anorexia-nervosa-625141.html
Jaya Permana : Terima Kasih atas kunjungannya. ^_^
ReplyDelete